Jakarta, BBC Nusantara – Dokter Ita Fajri Tamim, M.Kes mengatakan bahwa Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak SD hingga SMA tak bisa secara langsung mengatasi penyakit stunting atau tengkes. Menurutnya, stunting bisa dicegah melalui ibu hamil dan menyusui serta bisa dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga lahir. Maka di masa-masa tersebut, asupan makan bergizi penting dilakukan.
“Jika program makan bergizi gratis salah satu upaya untuk mencegah stunting, saya jawab bisa, jika diterapkan untuk balita (bayi di bawah lima tahun), ibu hamil dan menyusui. Jika untuk anak SD sampai SMA terlambat untuknya. Tapi tidak terlambat untuk generasi anak mereka berikutnya,” katanya.
Istri dari pengasuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab Sampang Madura itu menjelaskan, pencegahan stunting akan optimal jika diantisipasi pada 1000 hari pertama kehidupan seorang anak.
“Misalnya mulai dihitung dari anak sejak dalam kandungan selama 300 hari dan 700 hari setelah anak itu lahir atau sampai umur 2 tahun, dengan cara sebelum dan setelah lahir itu waktu optimal mengusahakan ibu hamil untuk diberi makan bergizi dan pengecekan kehamilan yang rutin,” kata dokter yang juga penulis buku itu.
Ia menjelaskan, begitu anak lahir 2 tahun pertama gizi harus bagus, supaya perkembangan otak, perkembangan fisik, dan semua bisa berjalan dengan optimal.
“Sasaran yang tepat ibu hamil atau menyusui dan juga anak balita butuh diberikan kandungan gizi karena pada masa bayi atau dalam kandungan, fase bertumbuh sel otak dan sel tubuh mereka butuh protein dan vitamin yang cukup, karbohidrat yang optimal sehingga stunting bisa dicegah,” jelas dokter Ita.
Oleh sebab itu, Ita mengatakan, program makan bergizi bisa mencegah stunting jika dilakukan secara jangka panjang. Program MBG untuk anak remaja juga bisa sebagai upaya untuk melahirkan generasi yang akan dia lahirkan berikutnya agar tidak terkena stunting.
“Program stunting juga bisa dilakukan pada remaja untuk kesiapan mereka ketika dewasa, tubuh sudah siap untuk mempunyai anak,” jelasnya.
Pemerintah telah merancang menu makanan untuk Program Makan Bergizi ini guna memenuhi standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian dengan porsi makan pagi menyumbang 20-25% kebutuhan gizi harian dan makan siang 30-35%.
Program MBG bertujuan meningkatkan status gizi peserta didik, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita melalui penyediaan makanan bergizi sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Selain itu, program ini juga memprioritaskan sosialisasi dan edukasi gizi untuk masyarakat.
Selain itu, pemerintah berharap, masyarakat dapat menerapkan kebiasaan gizi yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah serta menurunkan angka stunting pada anak.
Melalui program MBG, pemerintah berharap tidak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan sehat dan bergizi seimbang guna memperbaiki kualitas SDM Indonesia ke depannya. (nu_online/ys_soel)