Port Said, Mesir, BBC Nusantara – Kementerian Perdagangan RI melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo menyambut baik promosi berbagai produk makanan dan minuman kemasan asal Indonesia oleh para prajurit Kepal Perang RepublikIndonesia Sultan Iskandar Muda-367 (KRI SIM-367).
Kegiatan dilakukan saat KRI SIM-367 yang merupakan unsur TNI AL P/UNIFIL singgah di Pelabuhan Port Said, Mesir, pada 12 Januari 2025 lalu.
“Promosi produk makanan-minuman Indonesia dalam momen persinggahan KRI SIM-367 patut diapresiasi. Mengingat produk Indonesia yang diekspor ke Mesir didominasi produk makanan dan minuman, serta hasil pertanian dan perkebunan. Maka promosi ini sangat baik untuk semakin meningkatkan penetrasiproduk Indonesia di pasar Mesir,” kata Atdag Kairo, M. Syahran Bhakti S.
Berbagai produk makanan dan minuman yang dipromosikan antara lain Teh Kotak, Sari Kacang Ijo, kopi, kripik, dan makanan ringan.
Komandan KRI SIM-367 Letkol Laut (P),Anugerah Annurullah yang bertindak sebagaikomandan satuan tugas (Dansatgas) misi tersebut mengatakan, selain pembekalan ulang logistik cair, pemantapan kondisi teknis dan pengenalan budaya Mesir secara lebih dekat, persinggahan ini juga mengusung misi untuk mempromosikan produk maminIndonesia.
“Para prajurit bukan hanya melakukan pembekalan logistik dan pengenalan budaya Mesir, tetapi juga mengemban misi mempromosikan produk makanan-minuman Indonesia di Port Said, Mesir,” ungkap
Kinerja ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Mesirberdasarkan data BPS RI pada periode Januari — Oktober 2024, total ekspor Indonesia ke Mesir tercatat sebesar 1,27 miliar dolar AS atau Rp20,86 triliun.
Adapun ekspor produk Indonesia ke Mesir sebanyak 79,5 persen didominasi produk makanan dan minuman, serta hasil pertanian dan perkebunan senilai 1,01 miliar dolar AS dan produk lainnya sebesar 261 juta dolar AS.
Produk-produk tersebut antara lain minyak sawit dan turunannya yang menempati urutan pertama sebesar 675 juta dolar AS, disusul produk biji kopi sebesar 100 juta dolar AS, dan produk minyak kelapa dan olahannya 30 juta dolar AS.
Berikutnya, bubuk kakao 5,49 juta dolar AS, kelapa dan kacang-kacangan 3,61 juta dolar AS, produk makanan olahan 2,14 juta dolar AS, margarin 1,70 juta dolar AS, produk perikanan dan hasil laut 1,38 juta dolar AS, cengkeh 1,22 juta dolar AS, dan biji pala serta kapulaga sebesar 421 juta dolar AS. (kemendag/ys_soel)