Sangatta, BBC Nusantara.co.id – – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur kembali mencatat prestasi gemilang dalam upayanya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.
Berkat dibawah pimpinan Kepala Dinas BKPPKB Achmad Junaedi dengan kolaborasi dan kerja keras berbagai pihak, jumlah anak yang mengalami stunting terus menurun secara signifikan.
Pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang digelar pada 15 Oktober 2024 di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Sangatta, Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaedi, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian tersebut. Menurutnya, angka stunting yang awalnya mencapai 1.801 anak pada Juni 2024, kini berhasil ditekan hingga 1.748 anak pada akhir September 2024.

“Ini adalah hasil kerja keras seluruh tim DPPKB bersama dengan dukungan masyarakat, lembaga mitra, dan sektor swasta. Penurunan angka stunting ini membuktikan bahwa komitmen bersama bisa mewujudkan keluarga yang lebih sehat,” ujar Junaedi.
Bukan hanya jumlah anak stunting yang menurun, tetapi jumlah keluarga yang berisiko stunting juga menunjukkan tren penurunan signifikan. Pada Juni 2024, terdapat 15.576 keluarga berisiko stunting. Namun, pada akhir September 2024, angka tersebut turun menjadi 12.362 keluarga.
Sekretaris Daerah Kutai Timur, Rizali Hadi, yang hadir mewakili Pjs Bupati Kutim, Agus Hari Kesuma, memberikan apresiasi tinggi kepada DPPKB atas pencapaiannya. Dalam sambutannya, Rizali menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan program ini guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang bebas stunting.

“Keluarga adalah kunci utama dalam membangun generasi masa depan yang kuat dan sehat. Program DPPKB Kutai Timur sudah sejalan dengan tujuan nasional untuk menciptakan Indonesia yang bebas stunting di tahun 2045,” ujar Rizali.
DPPKB juga memberikan penghargaan kepada 40 oindividu, kelompok, dan perusahaan yang memberikan kontribusi besar dalam penurunan angka stunting, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dukungan lintas sektor ini dinilai sangat penting untuk mempertahankan tren positif dalam pengentasan masalah stunting.
Kecamatan Muara Bengkal masih menjadi wilayah dengan jumlah stunting tertinggi, yaitu 224 anak, sementara Kecamatan Batu Ampar mencatat angka terendah dengan hanya 5 anak.
Dengan prestasi ini, DPPKB Kutim terus berkomitmen untuk melanjutkan program-program kesehatan keluarga dan berharap seluruh elemen masyarakat dapat terus mendukung upaya ini demi menciptakan generasi yang sehat dan cerdas.( aa/y/*)