Jakarta, BBC Nusantara – Murid SD Negeri Kebayoran Lama Selatan 19 Pagi, Kamis (9/1/), mendapatkan pelatihan tanggap bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Selatan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Komandan Regu A BPBD Jakarta Selatan, Risky Dwi Syahputra, menyebutkan bahwa kegiatan tersebut melibatkan 603 peserta, yang terdiri atas 552 pelajar, 32 guru, dan 19 anggota komite sekolah.
Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat pemahaman tentang bencana, terutama gempa bumi.
“Kegiatan diikuti 603 peserta yang terdiri dari 552 pelajar, 32 guru, dan 19 anggota komite sekolah,” kata Risky.
Dalam sesi pelatihan, peserta diberikan materi tentang kesiapsiagaan bencana, teknik evakuasi gempa, serta pengenalan alat-alat kebencanaan.
Risky juga menekankan pentingnya pemahaman akan fasilitas seperti call center 112 dan ruang literasi kebencanaan di BPBD DKI Jakarta.
“Kami juga sosialisasikan call center 112 dan ruang literasi kebencanaan yang ada di BPBD DKI Jakarta,” ujar Risky.
Ia berharap, sosialisasi dan pelatihan ini mampu memberikan manfaat nyata bagi peserta, sehingga mereka bisa tetap tenang dan tahu langkah yang harus diambil saat bencana terjadi.
Kesadaran ini sangat penting untuk mengurangi risiko cedera dan kehilangan.
Kepala SDN Kebayoran Lama Selatan 19 Pagi, Indah Rahmawati, menilai pelatihan ini sangat bermanfaat bagi murid dan tenaga pengajar
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kewaspadaan tetapi juga membekali mereka dengan pengetahuan praktis.
“Para pelajar sangat antusias mengikuti pelatihan ini,” ujar Indah.
Indah berharap, pelatihan semacam ini dapat diadakan secara rutin agar para pelajar terus memperbarui pengetahuan mereka tentang kesiapsiagaan bencana.
Dengan demikian, mereka dapat bertindak cepat dan tepat saat situasi darurat.
Selain teori, simulasi evakuasi juga menjadi bagian penting dari pelatihan.
Peserta diajarkan bagaimana bergerak menuju titik aman dengan tenang dan terorganisir, mengurangi kemungkinan kepanikan massal.
Salah satu murid, Aisyah, mengatakan bahwa ia merasa lebih siap setelah mengikuti pelatihan ini. Ia mengaku kini tahu langkah-langkah yang harus diambil jika gempa terjadi.
“Pelatihan ini sangat membantu. Sekarang saya tahu harus berlindung di bawah meja dan bagaimana evakuasi yang benar,” katanya.
BPBD Jakarta Selatan berharap kegiatan seperti ini bisa memperluas cakupan sosialisasi ke sekolah-sekolah lain di Jakarta Selatan, sehingga semakin banyak anak yang siap menghadapi bencana.
Menurut Risky, kerja sama dengan sekolah sangat penting untuk menyebarkan kesadaran akan kesiapsiagaan bencana sejak dini.
Ini adalah langkah preventif yang dapat mengurangi dampak buruk saat bencana melanda.
Dengan pelatihan ini, sekolah diharapkan dapat menjadi salah satu tempat yang aman bagi anak-anak saat bencana terjadi.
Kepala sekolah dan guru juga diingatkan untuk selalu mengawasi dan memastikan setiap murid paham akan prosedur evakuasi.
Selain itu, BPBD mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, agar pengetahuan ini tidak hanya terbatas di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah dan komunitas. (porosjak/ys_soel)