Jakarta, BBC Nusantara – Meskipun berada di washington DC, AS dalam kunjungan kenegaraan, melalui video conference, Presiden Prabowo Subianto tetap memimpin rapat terbatas dengan jajaran menteri Kabinet Merah Putih terkait perkembangan penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Presiden Prabowo meminta para menteri dan pejabat terkait untuk memberikan laporan terkait perkembangan penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki tersebut. “Saya ingin diberi update bagaimana tentang keadaan bencana di Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur. Mohon saya diberi update, silakan,” ujar Presiden Prabowo membuka pembahasan.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno kemudian memberikan laporan terkini, menyampaikan bahwa tim gabungan yang meliputi BNPB, Kementerian Sosial, TNI, Polri, serta pemerintah daerah telah berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah penyelamatan dan evakuasi sejak erupsi pertama yang terjadi pada 3 November dini hari.
Dikemukakan, lebih dari 13 ribu warga telah mengungsi ke lokasi yang lebih aman guna menghindari dampak erupsi.
Menurut Pratikno, pemerintah sudah melakukan rapat koordinasi dipimpin Wapres Gibran Rakabuming Raka, dan sejak erupsi tanggal 3 dini hari yang lalu, BNPB, Kemensos, TNI, Polri, Pemda juga telah langsung melakukan penyelamatan dan evakuasi warga,” jelas Pratikno.
Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam rapat terbatas tersebut Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Sedangkan beberapa menteri yang ikut ratas di Jakarta adalah Menko Pratikno, Menko bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Mensos Saifullah Yusuf, Mensesneg Prasetyo Hadi, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menteri PKP Maruarar Sirait, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Menurut Pratikno, Presiden Prabowo meminta jajaram terkait menangani penanggulangan bencana secara responsif, dan memastikan bahwa koordinasi pemerintah pusat dan daerah tetap berjalan optimal dalam penanganan situasi darurat di Indonesia. (bpmi/yss)