KUTAI TIMUR, BBC Nusantara.co.id – Beberapa pekan terakhir, warga di Kutai Timur, khususnya di Kota Sangatta, mulai merasakan dampak kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang semakin mengkhawatirkan. Di tengah persiapan menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru, pasokan gas melon yang sangat dibutuhkan masyarakat ini semakin sulit didapatkan.
Sejumlah pedagang yang biasanya menyediakan gas ini bahkan mengaku tidak tahu sampai kapan kondisi kelangkaan ini akan berlangsung, apalagi ada kabar bahwa pemerintah akan mengganti ukuran tabung LPG 3 kg dan bahkan akan menghilangkan tabung gas melon ini. Keputusan tersebut tentu saja menambah ketidakpastian dan kekhawatiran warga.
Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman, berusaha memberikan kepastian dengan melakukan pemantauan langsung terhadap pasokan BBM dan gas LPG 3 kg, khususnya di SPBU Jalan Yos Sudarso II dan Pasar Induk Sangatta (PIS).
“Pemeirntah meyakinkan bahwa suplai BBM dan gas LPG 3 kg untuk wilayah Kutim aman dan mencukupi hingga Nataru”kata Ardiansyah Sulaiman singkat
Namun, meski pihak pemerintah dan distributor telah memastikan distribusi berjalan lancar, kenyataan di lapangan menunjukkan pasokan gas LPG 3 kg yang tak kunjung normal.
Kelangkaan gas LPG 3 kg telah menambah beban masyarakat yang sebagian besar bergantung pada tabung ini untuk kebutuhan sehari-hari. Pedagang eceran di Sangatta mengungkapkan kebingungannya, karena mereka tidak bisa memastikan sampai kapan kelangkaan ini akan berlangsung, apalagi saat permintaan gas melon meningkat menjelang perayaan besar. Pernyataan pemerintah tentang penghapusan gas melon 3 kg semakin menambah rasa cemas masyarakat yang khawatir akan kesulitan mendapatkan pasokan energi yang mereka andalkan.
Warga berharap agar pemerintah dan Pertamina segera mengambil langkah tegas dalam menangani kelangkaan ini. Pemerintah daerah, yang telah melakukan pemantauan ketat terhadap distribusi bahan pokok, seharusnya lebih fokus lagi mengawasi pasokan gas LPG yang kini menjadi masalah besar. Tanpa adanya kejelasan dari pemerintah mengenai solusi yang konkret, warga khawatir situasi ini akan berdampak pada kelancaran aktivitas rumah tangga mereka, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru yang biasanya membutuhkan lebih banyak konsumsi energi.
Sementara itu, pihak Disperindag Kutim mengungkapkan bahwa mereka akan terus memantau pergerakan harga dan pasokan bahan pokok. Namun, mereka juga harus lebih jeli dalam mengawasi distribusi gas LPG 3 kg yang saat ini sudah sangat sulit ditemukan.
“Pemerintah dan Pertamina seharusnya tidak hanya menjamin kelancaran distribusi BBM dan bahan pokok, tetapi juga memberikan perhatian serius terhadap kebutuhan masyarakat akan gas LPG, yang kini menjadi komoditas vital bagi banyak keluarga di Kutai Timur”kata Donni dari Disperindag Kutim usai mendampingi bupati meninjau dibeberapa lokasi ( hs/*)