Manokwari, BBC Nusantara – Provinsi Papua Barat mengintensifkan gerakan intervensi pasar melalui inspeksi mendadak ke beberapa distributor dan menggelar pasar murah untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat, Melkias Werinussa, di Manokwari, Selasa (29/10) mengatakan bahwa ia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta pemerintah daerah di berbagai wilayah di Papua Barat, terus melakukan inspeksi mendadak untuk memastikan ketersediaan bahan pokok seperti gula pasir, beras, tepung terigu, dan minyak goreng.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar sekaligus untuk mengendalikan inflasi, khususnya saat hari besar keagamaan.
Dikemjukakan bahwa TPID melaksanakan inspeksi rutin dan menggelar pasar murah untuk memperkuat rantai distribusi menggunakan transportasi laut dari Sulawesi dan Jawa. TPID juga mengimbau masyarakat untuk menanam komoditas pangan lokal di pekarangan rumah masing-masing.
Sementara itu Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere juga telah mengeluarkan instruksi gerakan dua hari tanpa konsumsi nasi, yang didukung pemerintah kabupaten melalui edaran bupati untuk mengoptimalkan konsumsi pangan lokal.
TPID juga merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Manokwari sebagai kota indeks harga konsumen (IHK) di Papua Barat untuk merealisasikan pembangunan pabrik es dan menambah jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).
Menurutnya, dengan adanya pasokan bahan bakar minyak yang mencukupi, maka dapat menjaga kualitas ikan hasil tangkapan nelayan dan aktivitas nelayan tetap lancar. Hal itu juga dapat meminimalisasikan kenaikan harga komoditas ikan saat cuaca ekstrem.
Beberapa komoditas yang ditawarkan di pasar murah di antaranya adalah beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp 60 ribu per 5 kg, gula pasir Rp 17.500 per kg, bawang merah Rp 30 ribu per kg, cabai rawit Rp 50 ribu per kg, minyak goreng Rp 18 ribu per liter, dan ayam beku dari Surabaya Rp 30 ribu per ekor.
Kepala Seksi Harga Pangan Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat Ellyanti Mayangsari menyebut, komoditas yang dijual saat kegiatan pangan murah, antara lain beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp60 ribu per 5 kilograkan m, gula pasir Rp17.500 per kilogram, dan bawang merah Rp30 ribu per kilogram.
Data Badan Parausat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Papua Barat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,91% dan deflasi bulanan sebesar 0,92% pada September 2024. Penyumbang utama inflasi adalah beras, ikan cakalang, dan tarif angkutan udara, sedangkan penyumbang utama deflasi adalah cabai rawit, tomat, bensin, dan jagung manis. (Amatus Rahakbauw R/yss)