Manokwari, BBC Nusantara – Bukit Aitumeri, salah satu situs sejarah peradaban dan pusat pendidikan pertama di Papua, akan diperingati dalam sebuah acara khusus untuk memperingati 100 tahun peradaban di wilayah Papua.
Acara itu direncanakan akan berlangsung pada bulan Oktober 2025 mendatang, melibatkan pemerintah seluruh masyarakat di Papua, kata Plt. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat Yakobus Basongan S.Sos ketika dihubungi wartawan, Sabtu (23/11). Bukit Aitumeri berada di wilayah Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

“Rencananya kami akan mengundang gubernur dan bupati dari enam provinsi di Papua, pemimpin lembaga keagamaan, tokoh masyarakat, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi dan Kabupaten se-Papua dan instansi pemerintah daerah,” kata Yakobus..
Peringatan sejarah tersebut sudah dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabubaten Teluk Wondama melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.
Pihaknya akan mengajak kerja sama beberapa kementerian untuk melaksanakan berbagai, di antaraya Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kebudayaan, Kementerian PU, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Kelautan dan Parikanan.
Sesai dengan perencanaan, rangkaian kegiatan akan dimulai dari Wasasar (Distrik Roon), kemudian ke Kota Wasior, lokasi kawasan situs Bukit Aitumeri.
Acara ini direncanakan berlangsung pada bulan Oktober 2025,dalam rangka Memperingati 100 Tahun peradaban di Tanah Papua dengan fokus pada memperingati 100 tahun sejarah peradaban di Bukit Aitumeri.
Yakobus mengatakan, Bukit Aitumeri merupakan tempat bersejarah yang menjadi simbol awal peradaban dan pusat pendidikan pertama di Papua. Situs ini mencatat perjuangan tokoh-tokoh penginjil bersama Izaak Samuel Kijne, yang membawa pendidikan dan agama ke wilayah Papua. Selain itu, Pulau Aitumeri memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata religi dan sejarah.
Dikemukakan, persiapan acara twrsebut tahun depan mencakup perbaikan infrastruktur transportasi dan akomodasi. Saat ini, katanya, akses ke Teluk Wondama masih terbatas, baik melalui udara, laut, maupun darat.
“Pemerintah daerah dan kementerian terkait diharapkan dapat menambah armada transportasi laut, memperbaiki jalan darat, serta meningkatkan fasilitas penerbangan untuk mendukung kelancaran acara,” katanya.
Kawasan Teluk Cenderawasih, tempat Bukit Aitumeri berada, telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011. Hal ini membuka peluang bagi pemerintah pusat untuk melakukan intervensi nyata demi mendukung pengembangan pariwisata di kawasan ini.
“Harapan ke depan, pentingnya kolaborasi lintas-kementerian agar manfaat pembangunan kawasan ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” kata Yakobus.
Ia berharap event peringatan 100 tahun peradaban Pulau Aitumeri dapat menjadi momentum penting untuk memajukan pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Teluk Wondama. (Amatus Rahakbauw K/yss)