Ustad H. Muhammad Rofiq Thoyyeb Lubis diapit oleh Ketua RW 05 Yazid, Ahmad Fauzi (RT 013) dan Eko Suprapto (RT 06) dan para pengurus Kampung Tolong Menolong, Sabtu (11/01/2025). (Foto: Abuzakir Ahmad /Porosjakarta.com)
Jakarta, BBC Nusantara – Kegiatan Kampung Tolong Menolong (KTM) kembali digelar yang ke 9 kalinya di Mushollah Albadru RW 06 kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan. Salah satu kegiatannya antaa lain kegiatan membagikan sembako murah bekerja sama dengan Lazis Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Tampak hadir Pengawas dan Pembina KTM, Ustad H. Muhammad Rofiq Thayyeb Lubis, S. Ag., M.E, Pembina Kampung Tolong Menolong dan Pengurus Mushollah Albadru Tegal Parang Haji Murodi, Ketua RW 05 Duren Tiga Yazid, Ketua RT 13 Duren Tiga Ahmad Fauzi dan Ketua RT 06 Tegal Parang Eko Suprapto.
“Alhamdulillah, hari ini kita kedatangan tetangga dari RW 05, Kelurahan Duren Tiga. Tentunya ini akan menambah anggota Kampung Tolong Menolong,” ujar Muhammad Rofiq Thayyeb Lubis (Ustad MRTL) usai acara KTM, Sabtu (11/01/2025) lalu.
Menurut Muhammad Rofiq Thayyeb Lubis, adanya Kampung Tolong Menolong seperti ini sebenarnya sederhana.
Pertama, meneladani Rasulullah Sallallahu alaihi wassallam. Yakni, Rasulullah datang ke Madinah dan yang pertama dibangunnya adalah masjid Quba, maka kegiatan Kampung Tolong Menolong ini berbasis masjid.
Kedua, Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Semangat kaum Muhajirin dan Anshar inilah yang dihidupkan di Kampung Tolong-Menolong.
Alasannya karena perkotaan, maka urbanisasi itu tinggi, apalagi Jakarta pasti banyak yang datang. Muhajirin dan Anshar itu dipersatukan di zaman Rasulullah.
“Jadi kenapa ada Kampung Tolong-Menolong karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Insya Allah kita semua bersaudara. Kalau kita tanya ibu-ibu RW 03, tentu mereka mengatakan, saya berterima kasih banyak karena bisa kenal warga. Ternyata betul juga ya, ” tambah Muhammad Rofiq.
Muhammad Rofiq memaparkan karena Jakarta itu sibuk, tetangga kurang dikenal, maka dengan adanya kegiatan Kampung Tolong-Menolong maka saling kenal dan terjadi guyub atau kebersamaan dan persaudaraan.
Semua bersedekah
Kedua, memuliakan tangan di atas, bukan tangan di bawah. Jadi Kampung Tolong Menolong ini sesama warga, baik itu mustahik dan duafa, semuanya menyumbang.
“Duafa membantu duafa dari teori matematika, negatif bertemu negatif hasilnya positif,” tuturnya.
“Kalau sesama orang lemah saling berkelaborasi, ditambah lagi dengan penuh persaudaraan, rukun, maka Kampung Tolong Menolong ini akan menjadi kuat,” tegas Muhammad Rofiq.
Jadi kenapa bersedekah, tangan di atas, bisa dibayangkan setiap hari bersedEkah hanya 30 ribu sebulan, ada yang 50 ribu hingga 100 ribu sebulan. Di mana yang sudah terdaftar 320 KK. Mereka punya pasangan hidup, anak dan lain-lain. Setiap orang yang membawa sembako dari kegiatan KTM mendapat sembako murah untuk memberi makan keluarga.
Mereka memang miskin membutuhkan bantuan, tapi tidak mau mengulurkan tangan untuk meminta-minta. Mereka selalu berikhtiar untuk bekerja meskipun dibantu. Mereka menafkahi keluarganya.

“Jadi budaya meminta-minta kita hilangkan di Kampung Tolong Menolong. Budaya apa? Budaya saling memberi. Kata Rasulullah orang yang minta-minta itu sama dengan memakan bara api. Kita hindari itu,” ucap Muhammad Rofiq.
Menolong Orang Kaya
Ketiga, Adanya Kampung Tolong Menolomg itu tujuannya juga menolong orang yang kaya. Rasulullah mengatakan, jika kau tidak disalurkan ke orang miskin maka neraka bagianmu.
“Adanya Kampung Tolong Menolong maka kita sedang menolong orang kaya. Masa sih orang kaya ditolong?Adanya Kampung Tolong Menolong maka orang-orang kaya juga tidak sungkan membantu,” katanya.
Menurutnya, selama ini, orang kaya sungkan, takut dia lagi, dia lagi. Datang ke rumah, dia lagi dan dia lagi. Akhirnya terjadi ketidaknyamanan antara kedua belah pihak.
Adanya Kampung Tolong Menolong maka mudah memberikan, menyisipkan uang berapa pun.
Dari pada menghabiskan uang 100 ribu hingga 500 ribu, sejuta, bahkan lebih hanya untuk buat kongkow di warung kopi.
“Adanya Kampung Tolong Menolong dan berapa pun yang kita berikan dari itu uang kita berikan dan ini bermanfaat, Insya Allah orang kaya selamat dunia dan akhirat,” ujar Rofiq.
“Kampung Tolong Menolong Insya Allah bisa. Sukses dunia sukses akhirat. Insya Allah sejahtera warga Kampung Tolong Menolong, ” sambung Rofiq.
Sementara itu, Ketua RW 05 Duren Tiga Yazid yang didampingi Ketua RT 13 Duren Tiga Ahmad Fauzi, mengaku sangat senang bisa menghadiri langsung kegiatan Kampung Tolong Menolong di RW 03.
“Insya Allah bisa kita ikuti dan terapkan kegiatan seperti ini khususnya di RW 05 Duren Tiga. Harapan saya ini bisa mengurangi program-program pemerintah dan bisa mengentaskan kemiskinan,” tutur Yazid.
“Program ini perlu untuk seDKI Jakarta. kelurahan bisa mengikuti karena Kampung Tolong Menolong bagus sekali,” pungkas Yazid singkat. (porosjakarta/ys_soel)