TELUK KABAH – Tak seperti yang banyak orang bayangkan, kehidupan seorang pejabat negara biasanya dipenuhi dengan kemewahan dan fasilitas serba ada. Namun, Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, SE., M.Si., bersama istrinya, Hj. Masriati, serta anak-anaknya tercinta, justru memilih hidup sederhana di rumah kayu semi permanen yang berdiri di pinggir sawah, jauh dari kesan glamor.
Rumah yang berlokasi di RT 16, Dusun Bukit Indah, Desa Teluk Singkama, ini menjadi saksi perjalanan hidupnya sejak masih menjadi anggota DPRD hingga kini menjabat sebagai Wakil Bupati Kutai Timur. Dibangun dengan material kayu, rumah ini tetap terlihat asri dan nyaman, dikelilingi oleh pepohonan rindang yang menambah kesejukan.
Meski kini menjabat sebagai orang nomor dua di Kutai Timur, Mahyunadi tetap mempertahankan kesederhanaannya. Bahkan, dalam acara open house Idulfitri yang digelar di kediamannya pada Rabu, 2 April 2025, suasana terasa begitu akrab. Warga berbondong-bondong datang, menikmati kebersamaan tanpa sekat antara pemimpin dan rakyatnya.
“Saya ini orang Teluk Kabah, saya tinggal di sini dan menjadi bagian dari masyarakat di sini. Setelah Idulfitri ini, kita manfaatkan momen untuk bersilaturahmi dan berbagi kebahagiaan,” ujar Mahyunadi dengan senyum hangat.
Namun, yang lebih mengejutkan, ternyata Mahyunadi bukan hanya dikenal sebagai pemimpin yang merakyat, tetapi juga anggota aktif pengajian Majlis Taklim Miftahul Jannah. Setiap malam Selasa, ia rutin mengikuti pengajian bersama bapak-bapak di kampungnya, dari rumah ke rumah.
“Alhamdulillah, saya selalu berusaha hadir. Walaupun sempat terhenti selama dua bulan karena kesibukan pilkada, setelah ini saya akan kembali aktif mengaji bersama warga,” tuturnya.
Kepala Desa Teluk Singkama, Asbar, membenarkan hal itu. Menurutnya, Mahyunadi tidak segan datang ke rumah-rumah warga untuk mengaji. Bahkan, ia berencana membangun masjid baru di Teluk Kabah untuk menggantikan masjid lama yang sudah tua dan sempit.
“Kami sangat mendukung niat baik Pak Wabup. Masjid yang ada sekarang sudah tua dan kapasitasnya terbatas. Mengingat jalur utama Trans Kaltim sering dilewati musafir, pembangunan masjid baru tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Asbar.
Kisah hidup Mahyunadi yang tetap membumi meski berada di posisi strategis ini membuat banyak orang terharu dan salut. Tidak sedikit warga yang terharumelihat betapa tulusnya seorang pejabat tinggi yang tetap dekat dengan masyarakat dan berpegang teguh pada nilai-nilai agama.
“Saya tidak akan pernah meninggalkan kampung ini. **Teluk Kabah adalah rumah saya, di sinilah saya hidup dan akan terus berjuang untuk masyarakat,” tegasnya. Sebuah inspirasi bagi banyak orang bahwa jabatan bukanlah alasan untuk hidup berjarak dengan rakyat.(*)