Bekasi, BBC Nusantara – Banjir rob kembali menggenangi wilayah Kabupaten Bekasi pada Minggu (15/12/2024). Tiga kecamatan, yakni Muaragembong, Tarumajaya dan Babelan menjadi wilayah yang terdampak pada luapan air laut kali tersebut.
Banjir rob kemarin semakin menambah derita warga di tiga kecamatan itu karena sudah hampir sebulan terakhir, dampak banjir rob yang terjadi di pertengahan November 2024 belum surut.
“Hari Minggu pagi banjir rob terjadi lagi. Ketinggian air 80-100 cm. Namun saat ke lapangan sudah mulai surut,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, dalam keterangan di Bekasi, Selasa (17/12/2024).
Ia mengatakan, bila melihat kondisi cuaca serta angin laut saat ini, belum ada tanda- tanda air rob akan surut. Kendati demikian, sejumlah bantuan sudah disalurkan untuk kemudian didistribusikan oleh pihak kecamatan setempat.
“Dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini, kami mengimbau untuk warga yang berada di sekitar pesisir agar lebih waspada. Harus diperhatikan, barang penting, dan menjaga keluarga,” katanya.
Ia menjelaskan, upaya sementara yang dilakukan, yakni dengan karung berisikan tanah dan bambu untuk membendung air. Meski hanya bertahan beberapa saat, namun masih menjadi solusi yang bisa dilakukan.
“Solusi utama, harus duduk bersama dengan pemerintah pusat, dalam penanganan banjir rob yang selalu terjadi,” katanya.
Berdasarkan hasil pengamatan BPBD Kabupaten Bekasi, banjir rob bukan hanya terjadi di Kabupaten Bekasi. Wilayah lainnya seperti Jakarta, Karawang, Subang juga terdampak. Pembangunan Giant Sea Wall-pun, menjadi salah satu solusi yang saat ini tengah dibahas pemerintah pusat.
“Pemkab Bekasi sebelumnya sudah mengusulkan di tahun 2022 untuk pembangunan tanggul laut tersebut. Mungkin dalam waktu dekat, dari pemerintah daerah, DPRD kabupaten dan provinsi, akan membahas bersama Kementerian PU untuk segera ditindaklanjuti,” kata Dodi Supriadi.
Warga Harapan Jaya
Sementara itu warga Kampung Pondok Dua, Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, kembali mendesak perhatian Pemerintah Pusat terkait persoalan banjir yang terus-menerus melanda wilayah mereka. Banjir yang terjadi hampir setiap hari membuat mereka merasa tidak sanggup lagi tinggal di kawasan tersebut.
Seorang warga yang sempat mengunggah video banjir mengungkapkan bahwa kondisi banjir yang berlangsung terus-menerus telah merusak aktivitas sehari-hari mereka. Rumah-rumah warga terendam air, fasilitas umum rusak, dan akses jalan terganggu.
“Kami sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Setiap hari banjir datang, kehidupan kami sangat terganggu, kami tidak sanggup,” ujarnya, Sabtu (14/12/2024).
Warga berharap Presiden Prabowo Subianto segera turun tangan untuk membebaskan lahan di wilayah tersebut agar mereka bisa pindah ke tempat yang lebih layak. Menurut mereka, langkah pembebasan lahan sangat penting untuk memberikan solusi jangka panjang.
“Kami memohon kepada Bapak Presiden agar segera mengambil tindakan. Kami tidak bisa tinggal terus di sini dalam kondisi seperti ini,” terangnya.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait permintaan tersebut. Warga berharap agar pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah ini, mengingat dampak banjir yang sudah mencapai tahap darurat.
Banjir di Muara Gembong diketahui terjadi akibat rendahnya posisi tanah di wilayah tersebut, yang diperparah dengan datangnya banjir laut, serta rusaknya daerah aliran sungai dan minimnya upaya pencegahan bencana. Warga berharap solusi konkret segera diberikan agar kehidupan mereka dapat kembali normal.
Sejak November 2024
Banjir rob di Kabupaten Bekasi sudah terjadi sejak pertengahan November 2024. Banjir rob terus melanda sejumlah desa di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Fenomena ini menjadi ancaman serius bagi warga pesisir utara, khususnya di Desa Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, dan Pantai Bakti.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mengambil berbagai langkah strategis guna mengantisipasi dan meringankan dampak bencana ini.
Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menegaskan komitmen pemerintah dalam membantu warga terdampak banjir rob. Hal ini disampaikan usai menghadiri kegiatan sosial “Peduli Muaragembong” yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di Halaman Kecamatan Muaragembong pada Senin (16/12/2024).
“Kami (Pemerintah Daerah) tidak tinggal diam. Upaya konkret telah dilakukan, seperti penyaluran bantuan logistik dan bahan lainnya, termasuk karung dan bambu untuk membendung air. Langkah ini setidaknya dapat meminimalisir dampak dari banjir rob,” ujar Dedy Supriyadi.
Dalam upaya mitigasi, Pemkab Bekasi bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, pemerintah desa setempat, serta pihak-pihak lainnya.
Selain memberikan bantuan logistik, pemerintah juga mengimbau warga untuk tetap waspada dan bersedia dievakuasi jika diperlukan.
“Evakuasi dilakukan bila kondisi tidak memungkinkan untuk bertahan. Tim BPBD Kabupaten Bekasi sudah siap menangani proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman,” tambah Dedy.
Wilayah terdampak
Empat desa yang terdampak banjir rob di Kecamatan Muara Gembong mayoritas dihuni oleh masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan dan pertanian.
Meski beberapa warga memilih bertahan di rumah masing-masing, sebagian lainnya terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau lokasi yang lebih tinggi.
“Ada beberapa warga yang bertahan di rumah masing-masing, namun ada juga yang mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman. Harapannya, situasi ini cepat teratasi agar warga dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari,” ujar Dedy. (pj/ys_soel)